Rabu, 19 November 2014

Budaya Belajar Mahasiswa

Perguruan tinggi atau universitas selalu dijuluki dengan lingkungan kaum intelektual, yang selanjutnya akan menciptakan pemimpin atau politikus-politikus yang handal, mereka semua adalah jebolan atau lulusan dari pendidikan selevel perguruan tinggi. Tidak lepas dari keberhasilan mereka adalah budaya belajar kampus yang positif. Semua tempat dan semua waktu adalah belajar. Demikian kesimpulan provokasi took-tokoh besar demokratis pendidikan yang selama ini digaungkan menjadi mahasiswa. Dan sebagai konskuensinya mereka harus menjalani apa itu yang namanya proses pembelajaran, dan hal ini yang menjadikan syarat wajib untuk menyandang prediket sebagai mahasiswa. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak disebut mahasiswa jika mereka tidak belajar.
Seiring dengan berputarnya bumi, proses belajar menjadi rutinitas makhluk yang berakal yaitu manusia. Baik mereka sadar atau tidak sadar bahwa mereka telah melakaukannya.Terkadang pengetahuan ini didapatkan secara tidak sengaja, sepintas saat bersinggungan dengan realitas yang ada, tetapi kemudian banyak bermanfaat dalam kelangsungan hidup mereka. Menurut pengertiannya belajar adalah semua upaya manusia atau individu memobilisasikan (menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan) semua sumber daya yang dimilikinya (fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial) untuk memberikan jawaban (respon) yang tepat terhadap problema yang dihadapi[1]. Atau dapat disebut juga bahwa proses belajar adalah upaya sadar untuk mengetahui hal-hal yang baru atau usaha untuk mengerti atas hal-hal yang belum dimengerti.
Budaya belajar sampai saat ini tidak akan bisa lepas dari jiwa seorang mahasiswa, karena telah dijelaskan bahwa tidak belajar berarti tidak mahasiswa. Tapi realitasnya banyak pergeseran makna belajar dari makna idealnya, sepintas makna ideal dari proses belajar mahaiswa adalah dimulai dari masuk kuliah dikelas, diskusi hingga berorganisasi, semua ini adalah proses belajar yang ideal bagi mahasiswa, realitasnya makna proses belajar yang sekarang ini berkembang adalah masuk kelas duduk manis mendengarkan ceramah dosen selanjutnya yang terpenting adalah absensi untuk membantu mendongkrak nilai mereka.
Dalam kesempatan kali ini penulis akan mencoba memberikan uraian tentang budaya belajar mahasiswa yang ada di perguruan tinggi
Selanjutnya penulis akan menguraikan satu persatu budaya belajar mahasiswa yang sudah mengakar disetiap diri mahasiswa, budaya belajar yang pertama adalah :
  1. Budaya Belajar Disiplin
Kata disiplin sudah tidak asing bagi kehidupan manusia, yang mana kata disiplin akan masuk kedalam problem setiap manusia, kata disiplin menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah adalah “suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi atau kelompok”[2]. Untuk menegakkan hidup disiplin kita tidak harus melibatkan banyak orang, karena disiplin akan lahir jika ada kesadaran yang tinggi pada setiap manusia. Ciri utama orang yang hidup dalam kedisiplinan belajar adalah mereka tidak mau menyia-nyiakan waktu walaupun sedetik hanya untuk pikiran yang hampa, musuh terbesar orang yang disiplin belajar adalah budaya jam karet, yang mana budaya jam karet adalah musuh besar bagi mereka yang mengagungkan disiplin dalam belajar. Mereka benci menunda-nunda waktu, setiap jam dan bahkan setiap detik sangat berarti bagi mereka yang menuntut ilmu dimanapun mereka berada.
Pengikut dari budaya belajar ini sangatlah sedikit, mungkin hanya 20% dari semua yang belajar disetiap perguruan tinggi, hal ini dapat dibuktikan dengan makin menjamurnya perilaku-perilaku mahasiswa yang tidak selayaknya disebut dengan mahasiswa, alasan tidak mumbuat tugas kuliah dengan kata lupa, ketinggalan, dibawa teman selalu disodorkan kemuka dosennya setiap hari. Inilah bukti real dari budaya jam karet yang telah menyebar kesetiap urat nadi setiap mahasiswa, dan anehnya setiap mahasiswa ynag sudah terkena virus ini merasa sudah nyaman, mereka tidak berusaha untuk mencari penawar virus ini. Seharusnya mereka menyadari lebih dini tentang kalimat waktu adalah pedang, manusia harus bisa memanfaatkan waktu kalau manusia tidak ingin menyesal gara-gara menyia-nyiakan waktu itu sendiri.
  1. Budaya Belajar Wayang
Mungkin istilah ini tidak cocok untuk penyebutan dalam ruang lingkup pendidikan, tapi kalau kita melihat dan tahu kapan pertunjukan wayang digelar pasti akan menerima istilah belajar wayang, budaya belajar yang seperti ini ditempuh bagi mereka mahasiswa yang suka bermain dengan roda waktu, mereka selalu menunda-nunda belajarnya, alasan yang sering mereka gembor-gemborkan adalah kenapa harus belajar Belanda masih jauh ? sungguh sangat ironis mahasiswa yang mempunyai anggapan seperti ini, karena materi atau pelajaran dalam waktu 6 bulan akan dipelajari dalam waktu satu malam atau dalam istilah pewayangan adalah pagelaran wayang semalam suntuk.
Dalam bukunya The Liang Gie yang diterbitkan oleh Pusat kemajuan studi Yogyakarta menyatakan bahwa “belajar setiap hari 1 jam selama 6 hari berturut-turut akan memberikan hasil yang lebih besar dari pada belajar 6 jam setiap kali dalam jangka waktu seminggu”[3] dengan pernyataan ini, lamanya waktu belajar tidak akan menjamin berhasilnya dalam penguasaan materi atau pelajaran. Hal ini terbukti saat perjuangan setiap mahasiswa dalam mengerjakan ujian akhir semester, mereka belajar semalam suntuk untuk bisa menguasai materi yang telah didapat selama 6 bulan, dipagi harinya akan terlihat peristiwa-peristiwa diluar pemikiran mereka, dimulai dari mereka yang bangun kesiangan karena lelah akhirnya saat ujian mereka banyak yanmg terlambat dan semua yang telah dipelajari semalam hilang begitu saja karena tegang. Banyak dari mereka yang mengantu saat mengerjakan soal ujian. Sebetulnya semua ini dapat diatasi sejak dini, belajar tidaklah harus menunggu ada ujian, tapi belajar haruslah dilakukan secara continue. Yang harus digaris bawahi dalam hal pemanfaatan waktu atau untuk menghindari budaya belajar wayang adalah kesadaran bagi setiap mahasiswa bahwa mereka tidak bisa menghindarkan diri mereka dari masalah waktu, seharusnya mereka tidak boleh menjadi budak waktu, tetapi majikan waktu atau pengatur waktu. Mereka harus bisa mengatur rentangan waktu duapuluh empat jam itu dengan sebaik-baiknya.
  1. Budaya Terlambat Kelas
Setiap dapat jadwal kuliah khususnya jam 07.00, sering sekali para dosen selalu sarapan pagi dengan kata-kata maaf Pak, saya terlambat jalannya macet, maaf Pak, terlambat ditengah jalan bannya bocor. Inilah sikap yang ditunjukan para mahasiswa yang berlangganan terlambat kelas. Padahal akibat dari keterlambatan itu, banyak efek yang tidak baik untuk lancarnya pembelajaran bagi mereka. Budaya terlambat menjadi rutinitas bagi tipe mahasiswa yang menganggap kuliah tidak penting, mereka lebih santai dalam hal menerima mata kuliah. Sehingga hasil belajar akan lebih bagus jika masuk kuliah tepat waktu atau tidak terlambat, mahasiswa yang lebih awal masuk kuliah dapat mempersiapkan diri dan semua yang akan dibutuhkab dalam perkuliahan, sedangkan mahasiswa yang berlangganan terlambat akan mendapatkan kerugian yang banyak, mulai dari ketinggalan materi, tidak tahu pokok bahasan yang dibahas.
  1. Budaya belajar dibelakang kelas
Budaya ini selalu muncul disetiap perkuliahan, dosen yang berwatak galak akan sangat mempengaruhi bagaimana mahasiswa memilih tempat duduk yang strategis menurut mereka. Hampir 70% penganut budaya ini adalah mahasiswa bukan mahasiswi. Realitanya ketika perkuliahan berlangsung pada saat dosen memberikan materi umumnya dosen tidak menggunakan alat pengeras suara, hal ini jelas yang paling mendengar materi dengan jelas adalah mereka yang memilih duduk dikursi paling depan. Duduk didepan lebih mudah untuk memusatkan konsentrasi dan memperkecil kemungkinan dari berbagai macan gangguan. Sedangkan mahasiswa yang duduk dibelakang pasti kurang jelas dalam menerima materi, dan yang paling penting duduk dibelakang sangat rawan dengan gangguan atau mengganggu teman yang sudah serius.
5. Belajar Menunggu Tugas
Kesibukan seorang mahasiswa akan terjadi jika seorang mahasiswa mendapatkan tugas dari dosen, kelompok mahasiswa yang selalu belajar jika diberi tugas akan terlihat dalam kesehariannya selalu berusaha untuk santai-santai. Mereka tidak berpikir kebelakang sebenarnya apa kewajiban seorang mahasiswa kalau tidak belajar. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa manfaat belajar adalah untuk mendapatkan sebuah nilai yang nantinya akan ditulis dalam transkip nilai mereka. Kesadaran belajar untuk manfaat dirinya sendiri tidak lagi dihiraukan, apalagi tuntutan masyarakat setelah mereka lulus tidak lagi menjadi pertimbangan untuk hidup santai dilingkuangan kampus. Realitanya banyak dari mereka selalu kebingungan pada saat menerima tugas dari dosen karena tahapan materi yang diberikan oleh dosen tidak mampu mereka pahami secara detail.
  1. Wabah Internet
Dizaman yang modern ini, alat-alat elektronik semakin canggih. Banyak para ilmuan yang menciptakan alat-alat yang dapat meringankan beban manusia, Salahsatunya adalah internet. Internet ini mempunyai fungsi yang positif bagi manusia, misalnya,dengan alat ini manusia bisa mengakses berita atau informasi yang mereka butuhkan. Tapi disisi lain alat ini juga mempunyai fungsi yang negatif. Seperti yang dialami mahasiswa kita, apabila mereka mendapat tugas dari dosennya untuk membuat artikel, mereka tidak mau mengerjakan atau menyusun artikel itu sendiri tetapi mereka mencari dari internet. Dengan meminta bantuan pada syaikh google atau yang disebut dengan mesin pencari search engine dengan bantuan google mereka tinggal mengetik apa tema dari artikel tersebut kemudian keluarlah beberapa artikel seperti yang mereka maksud. Ketika sudah dapat apa yang dibutuhkan, mereka langsung meng-copy-nya dan tidak mau mempelajari apa maksud artikel tersebut. Sehingga ketika ada presentasi dikelas, kebanyakan dari mereka tidak bisa menjawab terhadap pertanyaan yang disampaikan oleh teman-temannya. Hal inilah yang menjadikan mahasiswa kita tidak bisa berfikir kreatif dan hanya bergantung pada pada internet.
  1. Tugas dipundak, Perpustakaan Ngantre
Perpustakaan adalah salahsatu komponen yang harus ada pada setiap perguruan tinggi atau universitas, baik itu kampus yang berada dijantung kota atau kampus yang ada dipinggiran. Perpustakaan sangat mempengaruhi bagi wawasan mahasiswa itu sendiri, karena dengan adanya perpustakaan setiap mahasiswa bebas dan mampu membaca buku apa saja yang tidak sanggup dibeli oleh mahasiswa. Kadang ada masalah baru yang timbul dari lembaga pendidikan yang berkaitan, mereka membangun gedung perpustakaan yang megah, tapi literaturnya dan penataan administrasinya tidak teratur, mereka hanya memenuhi salahsatu komponen dalam kampus. Inilah yang membedakan dari perpustakaan yang satu dengan yang lain.
Penulis merasa perpustakaan sudah dapat dikategorikan sebagai perpustakaan yang baik, karena disamping literatur yang cukup lengkap, dan fasilitas dan pelayanannya yang ramah, perpustakaan ini dibuka untuk umum jadi yang bisa memanfaatkan perpustakaan tidak hanya dari kalangan mahasiswa tapi semua lapisan masyarakat yang ada di Salatiga, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Tapi disayangkan jika lembaga sudah berusaha memberikan hal yang terbaik bagi mahasiswa, namun tanggapan dari mahasiswa tidak sebanding dengan usaha lembaga, hal ini terbukti dengan jumlah pengunjung perpustakaan yang minim pada hari-hari biasa, mungkin ini akibat daya minat baca mahasiswa yang masih kurang. Setiap mahasiswa berkunjung ke perpustakaan mayoritas mereka bila ditanya mengapa keperpustakaan jawaban mereka dapat dipastikan mau mengerjakan tugas. Sangat sedikit dari jawaban mereka mau membaca cari pengetahuan.
Seharusnya mahasiswa yang sudah terkenal dengan kaum intelektaul, dengan sadar dan termotivasi untuk menjadikan perpustakaan sebagai gudang ilmu mereka, tidak sedikit mahasiswa yang tidak mengenal perpustakan sungguh sangat ironis. Sebagai mahasiswa yang mempunyai tuntutan moral yang sangat tinggi, selayaknya mahasiswa membekali diri dengan ilmu sebanyak-banyaknya.
Itulah sekilas pandang dari budaya belajar mahasiswa, yang sedikit banyak telah menghiasi wajah kampus. Mungkin dalam penyajian tulisan ini, sedikit banyak telah memojokkan mahasiswa karena penulis menyajikan budaya belajar yang tidak sehat. Tapi ini semua berdasarkan fakta-fakta dalam keseharian kampus. Sekali lagi penulis menegaskan tidak semua mahasiswa mempunyai budaya belajar yang tidak sehat, ada sebagian dari mereka benar-benar telah menata niat untuk belajar di kampus. Banyak faktor yang mempengaruhi beragamnya budaya belajar mahasiswa, salah satunya yang paling dominan adalah dari kepribadian mahasiswa itu sendiri, di tambah dengan lingkungan yang tidak mendukung sama sekali. Yang terakhir dari tulisan ini, penulis akan meninggalkan pesan bagi seluruh mahasiswa bahwa setiap mahasiswa harus belajar dan selalu belajar dengan moto anak kampus the time is to read or the time is to study[4]


[1] Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran, C.V. Bintang Selatan, 1994, hlm. 97.
[2] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 12.
[3] The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Pusat kemajuan Studi, Yogyakarta, 1988, hlm. 76
[4] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, loc. It. Hlm. V.

Kamis, 13 November 2014

FUNGSI POKOK MANAJEMEN PENDIDIKAN

Dari beberapa pendapat dan ditambahkan hasil diskusi beberapa waktu yang lalu,berikut referensi materi dari fungsi dasar manajemen pendidikan.
A. PENGERTIAN MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Admistrasi pendidikan dalam arti luas ialah proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi. Pengarahan meliputi motivasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, komunikasi, koordinasi, negoisasi dan perubahan organisasi. Sedangkan pengendalian meliputi pemantuan, penilaian dan pelaporan. Administrasi pendidikan mencakup bidang-bidang garapan yang luas, diantaranya administrasi personel, administrasi kurikulum, kepemimpinan, kepengawasan atau supervisi pendidikan, administrasi bisnis pendidikan, organisasi lembaga pendidikan dan sebagainya.
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Sebagian para ahli berpendapat bahwa administrasi sama artinya dengan manajemen seperti yang dinyatakan Sutisna (1987) bahwa dalam pemakaiannya secara umum administrasi diartikan sama dengan manajemen, dan administrator sama dengan manajer. Namun, sebagian ahli lainnya berpendapat bahwa manajemen berbeda dengan administrasi. Manajemen lebih cocok digunakan untuk lembaga-lembaga swasta yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan komersil, sedangkan administrasi lebih cocok digunakan untuk lembaga-lembaga pemerintahan yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan sosial.
B. PENTINGNYA ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Administrasi pendidikan atau adminstrasi sekolah tidak hanya menyangkut soal-soal tata usaha sekolah, tetapi menyangkut semua kegiatan sekolah, baik yang mengenai materi, personel, perencanaan, kerja sama, kepemimpinan, kurikulum, dan sebagainya, yang harus di atur sehingga menciptakan suasana yang memungkinkan terselenggaranya kondisi-kondisi belajar-mengajar yang baik sehingga mencapai tujuan pendidikan.
Tanpa administrasi dan kepemimpinan yang baik, sulit kiranya bagi sekolah untuk berjalan lancar menuju ke arah tujuan pendidikan dan pengajaran yang seharus nya dicapai sekolah itu. Banyak sekali peristiwa dan kesulitan serta hambatan yang mungkin terjadi tanpa diduga sebelumnya, yang mengharuskan guru-guru dan kepala sekolah memikul tanggung jawab dan mengambil kebijaksanaan. Suatu sekolah dapat berjalan baik dan berarah juga setiap tahun sekolah itu menentukan dan membuat dahulu rencana dan kebijakan (policy) yang akan dijalankan pada tahun itu, juga informasi-informasi yang menunjukkan bagaimana rencana dan kebijakan itu dapat dilaksanakan dengan baik hendaknya dikumpulkan. Rencana atau program dan kebijakan sekolah hendaknya selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan pembahruan pendidikan.
Tidak pula dapat diabaikan bahwa, untuk melaksanakan rencana atau program sehingga mencapai hasil yang baik, diperlukan adanya organisasi dan koordinasi yang baik dan teratur, adanya komunikasi yang jelas dan lancar, pengawasan atau supervisi yang kontiyu dan konsekuen, dan adanya penilaian (evaluasi) yang dilakukan dengan teratur dan tepat. Untuk itu setiap akhir tahun perlu diadakan evaluasi untuk menilai rencana mana yang telah berhasil dan dapat berjalan lancar, dan mana yang mengalami kesukaran dan perlu diperbaiki.
Perencanaan, organisasi, koordinasi, komunikasi, supervisi, dan evaluasi, semuanya adalah fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang pokok dan sangat penting.
Semua kegiatan sekolah akan dapat berjalan lancar dan berhasil baik jika pelaksanaannya melalui proses-proses yang menuruti garis fungsi-fungsi administrasi pendidikan tersebut.
C. FUNGSI-FUNGSI POKOK MANAJEMEN PENDIDIKAN
Para ahli berbeda pendapat dalam mengemukakan fungsi-fungsi manajemen, diantaranya:
1. Menurut Henry Fayol, mengemukan bahwa fungsi-fungsi administrasi dan manajemen adalah:
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Commanding (Pemberian perintah)
d. Coordinating (Pengkoordinasian)
e. Controlling (Pengawasan)
2. Menurut Juther M.Gullick :
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Staffing (Penyusunan Staf)
d. Directing (Pembimbingan)
e. Coordinating (Pengkoordinasian)
f. Reporting (Pembuatan laporan)
g. Budgeting (Penganggaran)
3. Menurut George R. Terry :
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Actuating (usaha menggerakkan pegawai agara mau bekerja dengan penuh kesadaran dalam rangka merealisasikan rencana yang telah disusun)
d. Controlling (Pengawasan)
4. Menurut John F. Mee :
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Motivazing (Pemberian rangsangan atau dorongan)
d. Controlling (Pengawasan)
5. Menurut John D. Millet :
a. Directing (Pembimbingan)
b. Facilitating (meberikan kemudahan)
6. Menurut Harold Koontz :
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Staffing (Penyusunan Staf)
d. Leading (kegiatan memimpin)
e. Controlling (Pengawasan)
Sedangkan secara umum, manajemen dapat dibagi menjadi 10 bagian, yaitu:
1. Planning
Planning adalah merencanakan atau perencanaan, yang terdiri dari 5 hal, yaitu :
a. Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan bagaimana melakukannya.
b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target.
c. Mengumpulkan dan menganalisa informasi
d. Mengembangkan alternatif-alternatif
e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.
Jika disimpulkan perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan dan planning adalah sebagai penetapan tujuan, policy, prosedur, budget, dan program dari sesuatu organisasi.
2. Organizing
Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi. Organizing dapat pula dikatakan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berguna dan berhasil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian terdiri dari :
a. Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk penyusunan rangka kerja yang efisien.
b. Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.
c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
d. Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur.
e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan mencari sumber-sumber lain yang diperlukan.
3. Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi dan pengembangannya sampai dengan usaha agar petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
4. Directing
Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Directing merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan hanya agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar dapat efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang telah ditetapkan.
5. Leading
Leading adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang-orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi 5 macam kegiatan, yaitu :
a. Mengambil keputusan
b. Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara manajer dan bawahan
c. Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak
d. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
e. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka trampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6. Coordinating
Coordinating adalah salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai maksud, antara lain :
a. Dengan memberi instruksi
b. Dengan memberi perintah
c. Mengadakan pertemuan-pertemuan yang dapat memberi penjelasan-penjelasan
d. Memberi bimbingan atau nasihat
e. Mengadakan coaching
f. Bila perlu memberi teguran.
7. Motivating
Motivating atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.
8. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering disebut pengendalian, adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan.
9. Reporting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik secara lisan maupun secara tulisan.
10. Forecasting
Forecasting adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.
Misalnya, suatu akademi meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar belajar di akademi tersebut. Ramalan tersebut menggunakan indikator-indikator, seperti jumlah lulusan SLTA dan lain sebagainya.
Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam, yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan program pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu :
a. Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan.
b. Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan
Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
3. Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.
4. Pembinaan
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

Sumber:
M. Ngalim Nugroho, Adminisrtasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 1998), hal. 3- 10
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), hal. 1- 6
Ibid M. Ngalim Nugroho, hal 13-14.
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hal 31-35.
Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung: Tarsito, 1986), hal 16-17.
M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1963), hal 23.
Ibid, hlm 24.
E. Mulyasa, MBS: Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: Rosdakarya, 2005), hal 20-21.

FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Manajemen pendidikan dalam prakteknya membutuhkan berbagai fungsi manajemen. Fungsi manajemen yang terdapat dalam pendidikan meliputi fungsi perencanaan atauplanning, fungsi pengorganisasian atauorganizing, fungsi pengarahan atau directing,dan fungsi pengendalian atau controlling. Berikut penjelasan dari fungsi-fungsi tersebut:

1.  Perencanaan (Planning)
Ini adalah fungsi paling awal dari semua fungsi manajemen, para ahli juga menyutujui hal tersebut. Perencanaan adalah proses kegiatan untuk menyajikan secara sistematis segala kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Perencanaan dapat diartikan sebagai penetapan tujuan, budget, policyprosedur, dan program suatu organisasi. Dengan adanya perencanaan, fungsi manajamen berguna untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai, menetapkan biaya, menetapkan segala peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman yang harus dilaksanakan.

Perencanaan meliputi beberapa aspek, diantaranya apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukan, kapan dilakukan, di mana akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya, apa saja yang dibutuhkan agar tercapai tujuan dengan maksimal. Hadari Nawawi menjelaskan arti perencanaan yaitu suatu langkah untuk menyelesaikan masalah ketika melaksanakan suatu kegiatan
dengan tetap terarah terhadap pencapaian target (tujuan tertentu).

2. Pengorganisasian (Organizing)

Di dalam sistem manajemen, pengorganisasian adalah lanjutan dari fungsi perencanaan. Bagi suatu lembaga atau organisasi, pengorganisasian merupakan urat nadi organisasi. Oleh sebab itu keberlangsungan organisasi atau lembaga sangat dipengaruhi oleh pengorganisasian.
Pengorganisasian menurut Heidjarachman Ranupandojo adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu, pelaksanaannya dengan membagi tugas, tanggung jawab, serta wewenang di antara kelompoknya, ditentukan juga yang akan menjadi pemimpin dan saling berintegrasi dengan aktif.

3. Penggerakan (Actuating)

Penggerakan berfungsi untuk merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian. Actuating merupakan usaha untuk mengarahkan atau menggerakan tenaga kerja atau man power dan mendayagunakan fasilitas yang tersedia guna melakasanakan pekerjaan secara bersamaan.  Fungsi ini memotifasi bawahan atau pekerja untuk bekerja dengan sungguh-sungguh supaya tujuan dari organisasi dapat tercapai dengan efektif. Fungsi ini sangat penting untuk merealisasikan tujuan organisasi.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan merupakan kegiatan untuk mengamati dan mengukur segala kegiatan operasi dan pencapaian hasil dengan membandingkan standar yang terlihat dalam rencana sebelumnya. Fungsi pengawasan menjamin segala kegiatan berjalan sesuai dengan kebijaksanaan, strategi, rencana, keputusan dalam program kerja yang telah dianalisis, dirumuskan serta ditetapkan sebelumnya.

RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Selamat siang, Semoga kita selalu dalam lindunganNYA.
Ada beberapa Mahasiswa yang masih belum tahu cakupan dalam manajemen pendidikan, berikut saya sharekan referensinya.
Dalam kehidupan yang semakin lama semakin ketat kompetensi dalam bidang pekerjaan ini, kita dituntut untuk dapat mengatur segala sesuatu dengan sistematis. Dalam menjalankan suatu proses kerja seseorang harus mempunyai pengetahuan tentang manajemen dari pekerjaannya tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian dan ruang lingkup dari Manajemen pendidikan yang akan memperkaya wawasan keilmuan kita.

2.1.Pengertian Manajemen Pendidikan

2.1.1.       Definisi Manajemen
Menurut asal katanya, Management berasal dari kata latin yaitu “manus” yang artinya “to control by hand” atau “gain result”. Kata manajemen mungkin juga berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti “mengendalikan,” Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen dapat didefinisikan sebagai “proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, pemimpinan, dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien”. Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.
Menurut Mary Parker Follet Manajemen Adalah sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi
Menurut Ricky W. Griffin Manajemen Adalah sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal
Menurut Drs. Oey Liang Lee Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Prof. Eiji Ogawa Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.
Dari beberapa definisi menurut asal kata dan definisi dari pendapat ahli, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai apa yang dimaksud dengan managemen. Manajemen adalah Proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
2.1.2.       Definisi Pendidikan
Dalam UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan prtensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Menurut M.J. Langeveld, Pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugastugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab.
Tujuan Pendidikan menurut prof dr langeveld, Pendewasaan diri, dengan ciri-cirinya yaitu : kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga diri, sikap dan tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian diri. Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya ketergantungan pada orang lain dan selalu berusaha mencari sesuatu tanpa melihat orang lain.
Pengertian pendidikan menurut driyarkara, Pendidikan didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.
Pengertian pendidikan menurut Stella van Petten Henderson, Pendidikan merupakan kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial. Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati nurani.
Pengertian pendidikan menurut John Dewey, Education is all one with growing; it has no end beyond itself. (pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya).
Pengertian pendidikan menurut H.H Horne, Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan mempertahankan ideal-idealnya. Carter V. Good Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya.
Pengertian pendidikan menurut Thedore Brameld, Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah).
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Tujuan Pendidikan dalam (UU Sisdiknas Pasal 3) menyatakan bahwa Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2.1.3.       Definisi Manajemen Pendidikan

Dilihat dari pengertian manajemen dan pengertian pendidikan diatas, maka kita dapat mendefinisikan Manajemen Pendidikan sebagai suatu Proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan.

2.2.Objek Kajian Manajemen pendidikan

Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh , yaitu :
a.Man
Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam manajemen pendidikan, pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya dengan mengorganisasikan manusia dengan melihat apa yang menjadi keahlian orang tersebut.
b.Money
Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau pembiayaan secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan.
c.Materials
Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam manajemen pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke siswa.
d.Method
Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain tidak sama karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar.
e.Machines
Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat digunakan sebaik mungkin dan tidak cepat mengalami kerusakan, untuk orang yang mengelola mesin biasanya harus orang yang benar-benar tau cara merawat mesin tersebut dengan baik.
f.Market
Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar atau kecil, pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran yang dituju adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka.
g.Minutes
Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta didik di sekolah sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik supaya waktu belajar mengajar menjadi lebih efisien.


2.3.Tujuan Belajar Manajemen Pendidikan

·         · Efisien dalam menggunakan sumber daya.

Dengan mempelajari manajemen pendidikan dengan baik, diharapkan seseorang dapat mengelola sumber daya secara efisien, misalnya sumber daya yang berupa pembiayaan, waktu dan lain sebagainya.

·         Efektif dalam pencapaian tujuan.
Dengan mempelajari manajemen pendidikan secara berkesinambungan dan secara sungguh-sungguh, diharapkan seseorang dapat mengefektifkanproses dan sumber daya yang dikelola untuk mencapai tujuan dengan optimal.

·         Bermuara pada tujuan pendidikan.
Tujuan manajemen pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan nasional, yaitu  bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

·         Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan  pendidikan.
Manajemen pendidikan juga mendukung dan memfasilitasi kegiatan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pendidikan yang didukung dengan manajemen pendidikan yang baik, akan mendapatkan hasil yang baik sehingga tujuan pendidikan yang ditargetkan dapat tercapai.

2.4.Fungsi Manajemen Pendidikan
Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya.
Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling).
Menurut Luther Gullick , fungsi manajemen ada tujuh yaitu fungsi fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengaturan anggota (staffing), fungsi pengarahan (directing), fungsi koordinasi (coordinating), fungsi pelaporan (reporting) dan fungsi pencapaian tujuan (budgeting).
Menurut hersey and Blanchard, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi peningkatan semangat (motivating) dan fungsi pengendalian (controlling).
Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.
1.        Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta penyusunan “peta kerja” yang memperlihatkan cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.
2.        Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi. Pengorganisasian adalah proses penghimpunan SDM, modal dan peralatan, dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan upaya pemaduan sumber daya.
3.        Pelaksanaan (actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha. Pelaksanaan adalah proses penggerakan orang-orang untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga terwujud efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja.
4.        Pengendalian (controlling) adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang pendidikan yang dihadapi. Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan.


2.5.Ruang Lingkup manajemen

Ruang lingkup dari manajemen pendidikan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : Menurut Wilayah Kerja, Menurut Objek garapan, dan Menurut Fungsi Kegiatan.
1.        Menurut Wilayah kerja, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen seluruh negara, manajemen satu propinsi, manajemen satu unit kerja, dan manajemen kelas.
2.        Menurut Objek garapan, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen siswa, manajemen ketenaga pendidikan, manajemen sarana-prasarana, manajemen tata laksana pendidikan, mqanajemen pembiayaan dan manajemen humas.
3.        Menurut Fungsi Kegiatan, ruang lingkupnya meliputi : Merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengko-munikasikan, mengawasi atau mengevaluasi.
BAB III
PENUTUP

2.1      Kesimpulan
Dari pembahasan tentang Definisi dan ruang lingkup Manajemen dan Manajemen Pendidikan, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa Manajemen Pendidikan adalah Proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan.
Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh , yaitu : Man, Money, Materials, Method, Machines, Market, dan Minutes. Tujuan belajar manajemen pendidikan adalah untuk berlaku efisien dalam menggunakan sumber daya, efektif dalam pencapaian tujuan, bermuara pada tujuan pendidikan dan mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan  pendidikan.
Fungsi dari manajemen pendidikan adalah fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) , dan funsi pengawasan (controling).
Ruang lingkup manajemen pendidikan menjadi tiga kelompok, yaitu : Menurut Wilayah Kerja, Menurut Objek garapan, dan Menurut Fungsi Kegiatan.

2.2      Saran
Sebagai mahasiswa yang tidak terlepas dari segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan dan bidang keilmuan. Kita seharusnya dapat mempelajari Ilmu Manajemen dengan baik. Hal ini bertujuan supaya kita dapat mengatur, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan segala sesuatu yang kita pimpin.









BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Arti Manajemen. (online)http://ielmy.wordpress.com/other/definisi-manajemen/. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2013
Manajemen : Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen. (online)http://kherysu deska.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2013
Manajemen Pendidikan. (online) http://www.rumahafid.com. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2013
Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen. (online)http://www.ilmumu.com/pengetahuan/pengertian-manajemen-dan-fungsi-manajemen/. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2013
Pengertian Manajemen dan Fungsinya. (online)http://fachruramadhan.blogspot .com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsi nya.html. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2013
Pengertian Pendidikan menurut para ahli. (online)http://belajarpsikologi.com /pengertian-pendidikan-menurut-ahli/. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013

7 Definisi Pendidikan menurut para ahli. (online)http://7topranking.blogspot. com/2013/02/7-definisi-pendidikan-menurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013