Berikut Kosep dasar dari Management Pendidikan dari BANG KOMARUDIN TASDIK
Pengelolaan pendidikan menurut Sukirman (1998) adalah penataan,
pengaturan dan kegiatan-kegiatan lain sejenisnya yang berkenaan dengan
lembaga pendidikan beserta segala komponennya, dan dalam kaitannya
dengan pranata dan lembaga lain.
Pengelolaan pendidikan dapat juga diartikan sebagai serangkaian
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan
mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber
manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sementara fungsi pengelolaan pendidikan, yakni: fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, dan pengawasan.
Masalah-masalah strategis pembangunan pendidikan nasional
Berdasarkan buku Pengantar Pendidikan karya Prof. Dr. Umar
Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo dijelaskan bahwa pada dasarnya ada
dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita
dewasa, yaitu:
a. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan
keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah
kehidupan bermasyarakat.
Jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan meliputi: masalah
pemerataan pendidikan, mutu pendidikan, efisiensi pendidikan, dan
relevansi pendidikan. Sementara pembaruan yang terjadi pada pendidikan
meliputi landasan yuridis, kurikulum dan perangkat penunjangnya,
struktur pendidikan, dan tenaga kependidikan.
Organisasi pendidikan
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk
hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu
kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya.
Dalam hal inilah terletak bagaimana kecakapan kepala sekolah
mengorganisasi guru-guru dan pegawai yang lainnya dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari sehingga tercipta adanya kerjasama yang harmonis
dan lancar.
Dilihat dari wewenang, tanggung jawab, serta hubungan kerja dalam
organisasi, dapat dikemukakan adanya empat tipe atau bentuk organisasi,
yaitu: organisasi garis, organisasi garis dan staf, organisasi panitia,
organisasi fungsional.
Manajemen sekolah kontemporer
Arcaro (2005) menjelaskan ada lima pilar yang perlu dipahami sebelum
mengembangkan sekolah bermutu total, yaitu: fokus pada kostumer,
keterlibatan total, pengukuran, komitmen, dan perbaikan berkelanjutan.
Indikasi pendidikan bermutu dapat dilihat dari hasil pendidikan dengan
menghasilkan lulusan yang: (1) menguasai keterampilan dasar, (2)
berfikir secara rasional dan mandiri, (3) menguasai pengetahuan
umum dalam berbagai bidang, (4) memiliki keterampilan yang cukup untuk
memperoleh pekerjaan, (5) berperan serta secara aktif dalam masyarakat
dan kebudayaan, (6) memiliki dan menghargai nilai-nilai luhur yang
tumbuh dalam masyarakat dan dapat hidup di dalamnya.
Kepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Fungsi
pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan organisasi. Sementara tipe
kepemimpinan pendidikan yaitu: tipe otokratik, paternalistik,
kharismatik, laissez faire, militeristik, demokratik.
Ciri-ciri pemimpin pendidikan yang baik yaitu: (1) punya keinginan
memimpin, (2) berpengetahuan luas tentang seluk beluk semua pekerjaan
yang berada di bawahnya, (3) menguasai/memahami benar-benar rencana dan
program yang telah digariskan yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau
bagian, (4) berwibawa dan memiliki kecakapan praktis tentang
teknik-teknik kepengawasan, (5) memiliki sifat-sifat jujur, tegas,
konsekuen, ramah dan rendah hati, (6) berkamauan keras, (7) kreatif, (8)
penuh inisiatif, (9) tekun dan proaktif dalam mengejar sasaran-sasaran
mereka, (10) mempunyai rasa percaya diri yang tebal, (11) fleksibel
dalam berstrategi, (12) bersedia menerima kritik, (13) berani memberikan
pendapatnya berdasarkan akal sehat, (14) memberikan contoh dan
tauladan, (15) mampu bekerjasama dengan orang-orang yang dipimpinnya.
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Menurut buku Pengenalan Komputer karya Prof. Dr. Jogiyanto H. M.,
M.B.A., Akt. bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah kumpulan dari
interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan
dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua
tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
SIM merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi. SIM tergantung
dari besar-kecilnya organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem
informasi sebagai berikut: sistem informasi akuntansi, sistem informasi
pemasaran, sistem informasi manajemen persediaan, sistem informasi
personalia, sistem informasi distribusi, sistem informasi pembelian,
sistem informasi kekayaan, sistem informasi analisis kredit, sistem
informasi penelitian dan pengembangan, sistem informasi Teknik.
Manajemen pelaksanaan kurikulum
Prinsip dasar pengelolaan kurikulum adalah berusaha agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian
tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus
menyempurnakan strategi pembelajarannya.
Kegiatan pengelolaan kurikulum berkaitan dengan dua hal, yaitu:
a. berkaitan dengan tugas guru, meliputi:
- pembagian tugas membelajarkan.
- pembagian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler.
b. berkaitan dengan proses pembelajaran, meliputi:
- penyusunan jadwal pelajaran
- penyusunan program pembelajaran
- pengisian daftar kemajuan kelas
- kegiatan mengelola kelas
- penyelenggaraan evaluasi hasil belajar
- laporan hasil belajar
- kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
Manajemen peserta didik
Pengelolaan kesiswaan (peserta didik) bertujuan untuk mengatur
berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di
sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan
pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang
pengelolaan kesiswaan sedikitnya memiliki empat tugas utama yang harus
diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, pencatatan murid dalam buku
induk, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan
disiplin.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
Pengelolaan sarana dan prasarana dapat diartikan kegiatan menata,
mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran, pendayagunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan
penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot
sekolah secara tepat guna dan tepat saran.
Pada garis besarnya pengelolaan sarana dan prasarana meliputi 5 hal,
yakni: (1) penentuan kebutuhan; (2) proses pengadaan; (3) pemakaian;
(4) pencatatan; dan (5) pertanggungjawaban.
Manajemen tenaga kependidikan
Pengeloaan sumber daya manusia/personel (tenaga kependidikan) adalah
segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan masalah memperoleh
dan menggunakan tenaga kerja secara efisien untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Keseluruhan sumber daya manusia/personel sekolah
adalah: kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha dan penjaga sekolah.
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat/kerjasama lembaga
Hubungan sekolah dengan masyarakat (humas) di lingkungan organisasi
pendidikan merupakan rangkaian kegiatan organisasi untuk mencapai
hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di
luar organisasi tersebut agar mendapatkan dukungan terhadap efisiensi
dan keefektifan pelaksanaan kerja.
Adapun tugas pokok humas suatu organisasi, termasuk organisasi pendidikan meliputi:
1. Memberikan informasi dan menyampaikan ide (gagasan) kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2. Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat
langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang
memerlukannya.
3. Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang
permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik
perhatian masyarakat pada saat tertentu.
4. Membantu pemimpin dalam mengembangkan rencana dan
kegiatan-kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada
masyarakat sebagai akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak
luar, yang ternyata menumbuhkan harapan untuk penyempurnaan kegiatan
yang telah dilakukan oleh organisasi.
Afifuddin (2005) menjelaskan ada tiga pengelompokan hubungan sekolah
dengan masyarakat, yaitu: hubungan edukatif, kultural, dan hubungan
institusional.
Pengawasan pendidikan
Pengawasan adalah tindakan-tindakan yang berkaitan untuk memperbaiki
kegiatan (Franklin G. Moove: 1964). Ada tiga bentuk pengawasan, yaitu: (1) pengawasan atasan langsung, (2) pengawasan fungsional, (3)
pengawasan melekat (Waskat).
Sebagai pengawas pendidikan, tugas kepala sekolah adalah: (1)
Membantu guru untuk melihat lebih jelas tujuan pendidikan yang
sebenarnya, dan peranan khusus sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan;
(2) Membantu guru untuk melihat lebih jelas tentang kebutuhan dan
persoalan civitas akademi, dan membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan
tersebut; (3) Membantu guru mengembangkan kecakapan mengajar, (4)
Membantu guru dalam melihat kesulitan belajar siswa serta merencanakan
pelajaran yang efektif; (5) Membantu moral, dan mempersatukan guru dalam
satu tim yang efektif, bekerja sama secara benar dan saling menghargai
untuk mencapai tujuan bersama, dan (6) Membantu memberi peringatan
kepada masyarakat mengenai program madrasah, agar mereka berusaha
mengerti dan membantu keperluan dan kepentingan madrasah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silakan