Senin, 27 Oktober 2014

KONSEP DASAR MANAGEMENT PENDIDIKAN

Berikut Kosep dasar dari Management Pendidikan dari BANG KOMARUDIN TASDIK
 
Pengelolaan pendidikan menurut Sukirman (1998) adalah penataan, pengaturan dan kegiatan-kegiatan lain sejenisnya yang berkenaan dengan lembaga pendidikan beserta segala komponennya, dan dalam kaitannya dengan pranata dan lembaga lain.
Pengelolaan pendidikan dapat juga diartikan sebagai serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Sementara fungsi pengelolaan pendidikan, yakni: fungsi perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, dan pengawasan.
Masalah-masalah strategis pembangunan pendidikan nasional
Berdasarkan buku Pengantar Pendidikan karya Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo dijelaskan bahwa pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa, yaitu:
a.       Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b.      Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan meliputi: masalah pemerataan pendidikan, mutu pendidikan, efisiensi pendidikan, dan relevansi pendidikan. Sementara pembaruan yang terjadi pada pendidikan meliputi landasan yuridis, kurikulum dan perangkat penunjangnya, struktur pendidikan, dan tenaga kependidikan.
Organisasi pendidikan
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya. Dalam hal inilah terletak bagaimana kecakapan kepala sekolah mengorganisasi guru-guru dan pegawai yang lainnya dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sehingga tercipta adanya kerjasama yang harmonis dan lancar.
Dilihat dari wewenang, tanggung jawab, serta hubungan kerja dalam organisasi, dapat dikemukakan adanya empat tipe atau bentuk organisasi, yaitu: organisasi garis, organisasi garis dan staf, organisasi panitia, organisasi fungsional.
Manajemen sekolah kontemporer
Arcaro (2005) menjelaskan ada lima pilar yang perlu dipahami sebelum mengembangkan sekolah bermutu total, yaitu: fokus pada kostumer, keterlibatan total, pengukuran, komitmen, dan perbaikan berkelanjutan. Indikasi pendidikan bermutu dapat dilihat dari hasil pendidikan dengan menghasilkan lulusan yang: (1) menguasai keterampilan dasar, (2) berfikir secara rasional dan mandiri,         (3) menguasai pengetahuan umum dalam berbagai bidang, (4) memiliki keterampilan yang cukup untuk memperoleh pekerjaan, (5) berperan serta secara aktif dalam masyarakat dan kebudayaan, (6) memiliki dan menghargai nilai-nilai luhur yang tumbuh dalam masyarakat dan dapat hidup di dalamnya.
Kepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan organisasi. Sementara tipe kepemimpinan pendidikan yaitu: tipe otokratik, paternalistik, kharismatik, laissez faire, militeristik, demokratik.
Ciri-ciri pemimpin pendidikan yang baik yaitu: (1) punya keinginan memimpin, (2) berpengetahuan luas tentang seluk beluk semua pekerjaan yang berada di bawahnya, (3) menguasai/memahami benar-benar rencana dan program yang telah digariskan yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau bagian,           (4) berwibawa dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan, (5) memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah dan rendah hati, (6) berkamauan keras, (7) kreatif, (8) penuh inisiatif, (9) tekun dan proaktif dalam mengejar sasaran-sasaran mereka, (10) mempunyai rasa percaya diri yang tebal, (11) fleksibel dalam berstrategi, (12) bersedia menerima kritik, (13) berani memberikan pendapatnya berdasarkan akal sehat, (14) memberikan contoh dan tauladan, (15) mampu bekerjasama dengan orang-orang yang dipimpinnya.
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Menurut buku Pengenalan Komputer karya Prof. Dr. Jogiyanto H. M., M.B.A., Akt. bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
SIM merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi. SIM tergantung dari besar-kecilnya organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem informasi sebagai berikut: sistem informasi akuntansi, sistem informasi pemasaran, sistem informasi manajemen persediaan, sistem informasi personalia, sistem informasi distribusi, sistem informasi pembelian, sistem informasi kekayaan, sistem informasi analisis kredit, sistem informasi penelitian dan pengembangan, sistem informasi Teknik.
Manajemen pelaksanaan kurikulum
Prinsip dasar pengelolaan kurikulum adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
Kegiatan pengelolaan kurikulum berkaitan dengan dua hal, yaitu:
a.       berkaitan  dengan tugas guru, meliputi:
  • pembagian tugas membelajarkan.
  • pembagian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler.
b.      berkaitan dengan proses pembelajaran, meliputi:
  • penyusunan jadwal pelajaran
  • penyusunan program pembelajaran
  • pengisian daftar kemajuan kelas
  • kegiatan mengelola kelas
  • penyelenggaraan evaluasi hasil belajar
  • laporan hasil belajar
  • kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
Manajemen peserta didik
Pengelolaan kesiswaan (peserta didik) bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang pengelolaan kesiswaan sedikitnya memiliki empat tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, pencatatan murid dalam buku induk, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
Pengelolaan sarana dan prasarana dapat diartikan kegiatan menata, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, pendayagunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah secara tepat guna dan tepat saran.
Pada garis besarnya pengelolaan sarana dan prasarana meliputi 5 hal, yakni: (1) penentuan kebutuhan; (2) proses pengadaan; (3) pemakaian;               (4) pencatatan; dan (5) pertanggungjawaban.
Manajemen tenaga kependidikan
Pengeloaan sumber daya manusia/personel (tenaga kependidikan) adalah segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan masalah memperoleh dan menggunakan tenaga kerja secara efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keseluruhan sumber daya manusia/personel sekolah adalah: kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha dan penjaga sekolah.
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat/kerjasama lembaga
Hubungan sekolah dengan masyarakat (humas) di lingkungan organisasi pendidikan merupakan rangkaian kegiatan organisasi untuk mencapai hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi tersebut agar mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan keefektifan pelaksanaan kerja.
Adapun tugas pokok humas suatu organisasi, termasuk organisasi pendidikan meliputi:
1.      Memberikan informasi dan menyampaikan ide (gagasan) kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2.      Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
3.      Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
4.      Membantu pemimpin dalam mengembangkan rencana dan kegiatan-kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat sebagai akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak luar, yang ternyata menumbuhkan harapan untuk penyempurnaan kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi.
Afifuddin (2005) menjelaskan ada tiga pengelompokan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu: hubungan edukatif, kultural, dan hubungan institusional.
Pengawasan pendidikan
Pengawasan adalah tindakan-tindakan yang berkaitan untuk memperbaiki kegiatan (Franklin G. Moove: 1964). Ada tiga bentuk pengawasan, yaitu: (1) pengawasan atasan langsung, (2) pengawasan fungsional, (3) pengawasan melekat (Waskat).
Sebagai pengawas pendidikan, tugas kepala sekolah adalah: (1) Membantu guru untuk melihat lebih jelas tujuan pendidikan yang sebenarnya, dan peranan khusus sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan; (2) Membantu guru untuk melihat lebih jelas tentang kebutuhan dan persoalan civitas akademi, dan membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan tersebut; (3) Membantu guru mengembangkan kecakapan mengajar, (4) Membantu guru dalam melihat kesulitan belajar siswa serta merencanakan pelajaran yang efektif; (5) Membantu moral, dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerja sama secara benar dan saling menghargai untuk mencapai tujuan bersama, dan (6) Membantu memberi peringatan kepada masyarakat mengenai program madrasah, agar mereka berusaha mengerti dan membantu keperluan dan kepentingan madrasah.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Silakan