Manusia merupakan makhluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna, dengan diberi kelebihan berupa anugrah akal dan
pikiran. Dengan kelebihan itu, manusia menggunakannya untuk menciptakan karya
yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Kita biasanya menyebutnya sebagai
budaya, yang merupakan hasil cipta, karsa, rasa manusia, sehingga menciptakan
unsur dan wujud kebudayaan itu sendiri. Unsur dan Wujud kebudayaan tersebut
sebagai bukti jika manusia menggunakan dan memaksimalkan kelebihan yang diberika
Tuhan kepadanya.
Dewasa ini perkembangan pemikiran
manusia telah melesat jauh lebih maju dari masa ke masa, sehingga kebudayaan
yang dihasilkan memiliki kemajuan dan perubahan kearah yang lebih maju sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan manusia untuk menciptakannya. Abad ke dua puluh
merupakan kelanjutan babak dimana manusia menciptakan berbagai macam teknologi
canggih yang dahulu memang sudah ada namun belum secanggih saat ini. Teknologi
ini merupakan bagian dari kebudayaan manusia, karena merupakan hasil dari
cipta, karsa, rasa manusia itu sendiri.
Bagaimana teknologi yang berkembang
maju didalam kehidupan manusia saat ini membuat peruabahan dalam kehidupan
manusia, perubahan yang diharapkan namun juga tidak diharapkan, dengan adanya
teknologi yang semakin canggih, sudah barang tentu terdapat
konsekuensi-konsekuensi yang harus diterima oleh manusia, terlebih masyarakat
Indonesia yang notabene nya kebudayaan yang dimiliki masih banyak yang bersifat
tradisional. Hal ini sangat menarik untuk dikaji oleh sosiolog yang memiliki
peran sentral dalam melihat fenomena kehidupan yang ada di masyarakat. Sehingga
dengan mengkaji hal semacam ini, membuka jendela dunia kehidupan masyarakat
saat ini yang bergelimang dengan kecanggihan teknologi.Teknologi
Konsep yang pragmatis dengan
kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan
(body of knowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of art)
yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara
bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja, dan keterampilan
dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup
penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi
sosial, terutama teknologi sosial pembangunan (the social technology of
development) sehingga teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai
setiap tujuan insani” (Eugene Staley, 1970).
Dari batasan di atas jelas, bahwa
teknologi sosial pembangunan memerlukan semua science dan teknologi
untuk dipertemukan dalam menunjang tujuan-tujuan pembangunan, misalnya
perencanaan dan programing pembangunan, organisasi pemerintah dan administrasi
negara untuk pembangunan sumber-sumber insani (tenaga kerja, pendidikan dan
latihan), dan teknik pembangunan khusus dalam sektor-sektor seperti pertanian,
industri, dan kesehatan.
Teknologi memperlihatkan fenomenanya
dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap
bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya
berjudul “ The Technological Society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi
teknik, meskipun arti atau maksudnya sama. Menurut Ellul istilah teknik
digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh
hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai
efisiendi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas
manusia. Batasan ini bukan bentuk teoritis, melainkan perolehan dan aktivitas
masing-masing dan observasi fakta dari apa yang disebut manusia modern dengan
perlengkapan tekniknya. Jadi teknik menurut Ullel adalah berbagai usaha, metode
dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan
sebelumnya (Munandar, 2009 : 216).
Fenomena teknik pada masyarakat
kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
- Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
- Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis.
- Teknik berkembang pada suatu kebudayaan.
- Monisme, artinya semua teknik tertentu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
- Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
- Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang dengan
pesat, meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Maka sekarang nampaknya
sulit memisahkan kehidupan manusia dengan teknologi, bahkan sudah merupakan
kebutuhan manusia. Awal perkembangan teknik yang sebelumnya merupakan bagian
dari ilmu atau bergantung dari ilmu, sekarang ilmu dapat pula bergantung pari
teknik.contohnya dengan berkembang pesatnya teknologi komputer dan teknologi
satelit ruang angkasa, maka diperoleh pengetahuan baru dari hasil kerja kedua
produk teknologi tersebut. Luasnya bidang teknik, digambarkan oleh Ellul
sebagai berikut.
- Teknik meliputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan kapital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi. Bahkan ilmu ekonomi sendiri terserap oleh teknik.
- Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum, dan militer.
- Teknik meliputi bidang manusiawi, seperti pendidikan, kerja, olahraga, hiburan, dan obat-obatan. Teknik telah menguasai seluruh sektor kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik. Pada masyarakat teknologi, ada tendensi bahwa kemajuan adalah suatu proses dehumanisasi secara perlahan-lahan sampai akhirnya manusia takluk pada teknik (Munandar, 2009: 218).
Keterkaitan antara Budaya dan
Teknologi Teknologi Sebagai Produk Budaya
Isinya dimulai dengan sejarah
perkembangan manusia yang masih bergantung pada alam sampai mulai dapat
memanfaatkan alam untuk menunjang kebutuhan hidup. Dalam kerangka iptek yang
merakyat, buku itu menyebutkan bahwa manusia harus secepatnya mewujudkan
mapannya masyarakat berbasis pengetahuan, manusia yang melek iptek dan siap
menggunakan kemudahan yang tersedia untuk keperluan perekonomiannya. Kalau
sains masih bisa diletakan dalam sebuah wilayah bebas-nilai (meski sampai saat
ini masih banyak perdebatan mengenai sains yang bebas nilai), maka tak begitu
halnya dengan teknologi. Teknologi (techne=cara dan logos=pikiran)
merupakan hasil dari proses berpikir manusia. Artinya teknologi merupakan hasil
kebudayaan, yang dalam proses pembuatannya melibatkan ideologi, nilai-nilai dan
pesan-pesan tertentu.
Sms misalnya, dalam budaya yang
tingkat literernya cukup tinggi mampu menghemat biaya pulsa, namun ketika
diterapkan dalam masyarakat tertentu malah dijadikan sarana baru untuk
mengobrol. Hasilnya, sms malah menjadi sumber pemborosan baru. Salah satu kisah
lain yang menarik adalah sebuah daerah yang penduduknya mayoritas bekerja
sebagai TKW, dikisahkan bahwa rumah mereka bagus-bagus, didalamnya ada kulkas,
televisi dll. Tapi kulkas tersebut tidak dimanfaatkan untuk menyimpan makanan
yang cepat busuk melainkan sebagai tempat menyimpan baju.
Dalam hal ini teknologi hanya
menjadi sebuah alat baru untuk menentukan kelas seseorang. Dalam kacamata
materialisme, aspek materi menjadi dasar dari sebuah bangunan sedangkan aspek
non-materi menjadi bangunan yang ada diatasnya. Artinya dasar bangunan secara
mutlak akan mempengaruhi bangunan diatasnya, namun tidak berlaku sebaliknya.
Pada kasus penerapan teknologi tinggi (high tech), masyarakat di desa
akan menyesuaikan diri dengan keberadaan teknologi tersebut. Hal ini akan
berbeda keadaannya jika teknologi tersebut merupakan hasil dari proses berpikir
masyarakat tersebut. Teknologi yang dihasilkan akan sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat tidak akan menganut ideologi asing yang mungkin bertentangan dengan
nilai-nilai yang ada di suatu daerah.
Beberapa ciri manusia modern menurut
Inkeles dan Smith dalam buku Teori Pembangunan Dunia Ketiga adalah memiliki
keterbukaan terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasi ke masa sekarang dan
masa depan, punya kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa mengendalikan
alam dan bukan sebaliknya. Hal ini terlihat dari teknologi-teknologi tinggi
karya manusia modern yang pada umumnya memiliki sistem kontrol untuk menegaskan
kekuasaan manusia. Adanya dikotomi manusia modern dan manusia
tradisional–sebagai lawan dari manusia modern juga berdampak dari gaya hidup
kedua kelompok tersebut. Teknologi sebagai buah budaya manusia modern secara
langsung memiliki sifat sama dengan manusia modern.
Nilai-nilai yang berbeda inilah yang
pada umumnya tidak disadari, sehingga ketika suatu teknologi diimport atau
digunakan oleh manusia tradisional ada beberapa kemungkinan konflik. Pertama,
teknologi tersebut ditolak, sebagaimana yang seringkali dialami oleh peneliti
yang melakukan pengawasan langsung ke daerah-daerah. Selama masa pendampingan,
teknologi tersebut dapat bekerja dengan baik. Namun ketika dilepas, mereka
kembali pada cara-cara konvensional. Kemungkinan kedua, adalah masyarakat
tradisional benar-benar bergantung pada teknologi tersebut dan menerima semua
perubahan tersebut dengan kepercayaan mutlak. Akibatnya teknologi tersebut
mencabut mereka dari akar budaya yang telah ada sebelumnya (cenderung terjadi
di bidang consumer technologies).
Oleh karena itu, ada satu hal yang
tidak bisa dilupakan adalah tujuan dari pembuatan teknologi tersebut, apakah
teknologi dibuat dengan spesifikasi khusus sesuai dengan kultur budaya
masyarakat tertentu atau ia bersifat nir-ruang. Sebagai produk budaya, tentu
teknologi tak dapat bersifat nir-ruang. Solusi yang paling mungkin adalah proses
adaptasi, sehingga nilai-nilai yang dibawa oleh teknologi tersebut dapat
disaring dan dimanfaatkan semaksimal mungkin pada daerah baru (daerah yang
mengimpor teknologi tersebut).
Penerapan teknologi terkait langsung
dengan perkembangan industri dan juga militer. Artinya, kemajuan teknologi
secara tidak langsung juga bisa dilihat dari kemajuan suatu negara. Hubungan
ini bisa disederhanakan dengan membagi negara-negara di dunia menjadi dua kubu
besar, yaitu negara maju dan negara terbelakang. Negara maju dengan pembagian
kerja secara internasional (negara-negara industri dan negara-negara pertanian)
berperan sebagai negara industri sedangkan negara terbelakang pada umumnya
masuk dalam kelompok negara pertanian. Namun seiring dengan perkembangan zaman
dan kemajuan teknologi, pembagian kerja ini mengarah pada berkurangnya
pendapatan negara-negara pertanian sedangkan kebutuhan belanja barang-barang
industri cenderung naik.
Sementara teknologi memungkinkan
manusia untuk mengembangkan lebih cara-cara yang konstruktif untuk terlibat
dengan dunia juga memperluas kapasitas untuk dominasi apakah itu sifat atau
hanya mereka yang berbeda. Teknologi dapat memungkinkan kita untuk menyadari
kebutuhan kita namun juga dapat merekonstruksi kebutuhan tersebut sehingga
kemajuan terhadap aspirasi manusia mewujudkan diri dalam paradigma.
Pergeseran Budaya dan Teknologi
Globalisasi merupakan suatu tatanan
mendunia yang tercipta akibat adanya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, sehingga unsur-unsur budaya suatu kelompok masyarakat bisa dikenal
dan diterima oleh kelompok masyarakat lainnya. Adanya pertukaran unsur-unsur
budaya karena globalisasi ini mengakibatkan dampak-dampak yang besar bagi
masyarakat. Globalisasi merupakan suatu gejala terbentuknya sistem organisasi
dan komunikasi yang mengikuti sistem nilai dan kaidah yang sama antara
masyarakat di seluruh dunia karena adanya kemajuan transportasi dan komunikasi
sehingga memperlancar interaksi antar warga dunia. Dengan kemajuan teknologi
dan komunikasi yang bisa merubah semuanya untuk lebih baik dan terarah.
Lewat terjadinya proses globalisasi
ini, perubahan yang paling jelas terlihat adalah perkembangan dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) . Tentunya pesatnya perubahan dalam
bidang TIK ini pun membawa banyak perubahan budaya bagi masyarakat, karena
dengan menggunakan media ini banyak hal yang dapat kita lakukan dan lebih
banyak sumber ilmu pengetahuan yang dapat kita akses. Meskipun tentunya
disertai dengan berbagai pengaruh negatif yang termasuk didalamnya.
Teknologi dan Informatika (TIK)
adalah bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang
merupakan suatu media atau alat bantu khususnya dalam dunia pendidikan yang
mempermudah mengakses informasi dan merangsang siswa untuk belajar. Ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu hasil usaha manusia
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan
kehidupan manusia. Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
mempunyai kaitan yang erat seperti diketahui bahwa iptek menjadi bagian utama
dalam isi pendidikan. Dengan kata lain pendidikan berperan sangat penting dalam
pewarisan dan perkembangan iptek.
Dampak Pergeseran Budaya
Pengaruh Positif
Perkembangan teknologi tak pelak
juga memengaruhi kebudayaan. Kebudayaan dan industrinya tertuang antara lain
melalui pasar maya. Pengaruh positif yang dapat pula dirasakan dengan adanya
adalah peningkatan kecepatan, ketepatan, dan kemudahan yang memberikan
efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Sebagai contohnya yang mudah dilihat di
sekitar kita adalah pengiriman surat hanya memerlukan waktu singkat, karena
kehadiran surat elektronis (email), ketelitian hasil perhitungan dapat
ditingkatkan dengan adanya komputasi numeris, pengelolaan data dalam jumlah besar
juga bisa dilakukan dengan mudah yaitu dengan basis data (database), sejak
internet begitu mudah diakses, maka beberapa pelaku industri budaya
memercayakan proses industri seperti produksi, promosi, distribusi, dan
transaksi melalui jalur maya ini.
Pengaruh Negatif
Sedangkan pengaruh negatif adalah
teknologi informasi mempunyai daya tarik tersendiri yang bisa membuat manusia
lupa akan dirinya sendiri. Seperti lewat game, jejaring sosial dan pornografi.
Yang paling hangat dalam ingatan kita tentunya kasus penculikan dan perkosaan
yang dilakukan oleh pelajar beberapa waktu lalu yang justru dilakukan setelah
pada mulanya berkenalan lewat media teknologi jejaring sosial online facebook.
Dalam pengiriman ucapan selamat dan lainnya via ponsel maupun E-mail, satu hal
yang dapat dirasakan, kini tak ada lagi yang namanya rasa kehangatan ataupun
perasaan menunggu-nunggu kiriman surat dari sang kekasih atau orang yang
dicintai, karena dalam waktu sekian menitpun pasti akan ada jawabannya.
Pergeseran akibat teknologipun sedikit demi sedikit mampu mengikis rasa
kehangatan dan kekeluargaan yang ada dalam kekerabatan sekaligus pula
mempermudah komunikasi tanpa jangka waktu yang lama.
Kesimpulan
Kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Teknologi sebagai suatu seni (state of art)
yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara
bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja, dan keterampilan
dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup
penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi
sosial, terutama teknologi sosial pembangunan (the social technology of
development) sehingga teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai
setiap tujuan insani”.
Teknologi (techne=cara dan logos=pikiran)
merupakan hasil dari proses berpikir manusia. Artinya teknologi merupakan hasil
kebudayaan, yang dalam proses pembuatannya melibatkan ideologi, nilai-nilai dan
pesan-pesan tertentu. Lewat terjadinya proses globalisasi, perubahan yang
paling jelas terlihat adalah perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) . Tentunya pesatnya perubahan dalam bidang TIK ini pun membawa
banyak perubahan budaya bagi masyarakat, karena dengan menggunakan media ini
banyak hal yang dapat kita lakukan dan lebih banyak sumber ilmu pengetahuan
yang dapat kita akses. Meskipun tentunya disertai dengan berbagai pengaruh
negatif yang termasuk didalamnya.
Referensi
Gunadarma. 2012. Pergeseran Budaya
dan Teknologi.
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar
Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Munandar Soelaeman.2009. Ilmu Sosial
Dasar. Bandung: PT Refika Aditama.
Soerjono Soekanto. 2009. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silakan