Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi
Dengan dosen Fatullah S.Pdi, M.M.
Makalah
Disusun oleh :
Solihin
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LINGKUNGAN, SOSIAL, BUDAYA DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS FKIP
UNIVERSITAS MATHLA’ULANWAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Shalawat dan Shalam
semoga tetap dilimpahkan kepada jungjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan segenap pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini ditulis untuk memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan sosial budaya dan teknologi, dengan mengambil tema
Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial.
Akhir
kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikanlah makalah ini dan tak lupa mengucapkan terima kasih juga
kepada dosen Fatullah S.pdi, M.M. yang telah memberikan sebagian materi,
sehingga makalah in bisa selesai. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi penulis.
|
DAFTAR ISI
|
|
|
|
BAB I.
|
PENDAHULUAN
|
|
|
|
A. Latar Belakang
|
|
|
|
B. Rumus Masalah
|
|
|
|
C. Tujuan
|
|
|
|
D. Metode Penulisan
|
|
|
BAB II.
|
PEMBAHASAN
|
|
|
|
A. Perubahan Sosial Budaya
|
|
|
|
B. Penagaruh Perubahan Sosial
Budaya Terhadap Pendidikan
|
|
|
|
C. Sosiologi Dan Pendidikan
|
|
|
|
D. Kebudayaan Dan Pendidikan
|
|
|
BAB III.
|
PENUTUP
|
|
|
|
A. Simpulan
|
|
|
|
B. Saran
|
|
|
|
C. Daftar Fustaa
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan itu adalah
suatu yang dinamis, dengan demikian setiap kehidupan akan senantiasa mengalami
perubahan, dan pada konteks manusia, maka manusiapun juga akan mengalami
perubahan, baik ia sebagai individu maupun masyarakat. Dan dalam perubahan yang
terjadi pada masyarakat (sebagai kumpulan dari individu-individu) bisa terjadi
dalam pola perilaku individu maupun organisasi, perubahan dalam norma sosial,
interaksi juga termasuk pendidikan.
Karena kehidupan itu
dinamis, maka perubahan yang terjadi adalah suatu fenomena yang lumrah atau
normal pengaruhnya bahkan bisa menjalar dan merambah kebagian belahan dunia
lain dengan cepat dan efektif karena didukung oleh kemajuan komunikasi yang
canggih dan modern. Penemuan-penemuan baru dibidang teknologi tanpa kita sadari
juga sangat mempengaruhi perubahan sosial yang juga akan berdampak pada
pendidikan.
Suatu perubahan sosial
yang terjadi sekecil apapun mungkin akan berakibat pada struktur kehidupan
masyarakat yang lainnya, isalnya pada perubahan gaya berpakaian akan
menghasilkan akbibat pada ekonomi masyarakat, karena suatu model yang tren akan
senantiasa diikuti masyarakat yang menyenangi model-model pakaian yang terbaru.
Sama halnya dampak dari perubahan sosial akan berakibat pada Pendidikan
pada khususnya. Makalah berikut mencoba menggali dampak dari perubahan sosial
masyarakat terhadap Pendidikan .
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan
dari latar belakang diatas penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemahamana
mengenai perubahan sosial budaya ?
2. Bagimana Pengaruh
perubahan sosial budaya terhadap pendidikan ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memahami perubahan
sosial budaya ?
2. Untuk mengetahui
Pengaruh perubahan sosial budaya terhadap pendidikan ?
D. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam
penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku
dan browsing di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perubahan Sosial Budaya
Dinamika perubahansosial
budaya sekarang ini berlangsung dengan sangat cepat. Dimulai dari sebelum
masuknya era reformasi atau di penghujung orde baru, riak itu terasa deras.
Pasca jatuhnya kekuasaan orde baru, berbagai peristiwa sosial berlangsung silih
berganti dengan sangat cepat. Pucuk pimpinan di tingkat nasionalpunsebelum
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono-tidak pernah ada yang mencapai waktu
maksimal dua periode. Bahkan Gus Dur dihentikan di tengah jalan.
Di tingkat
daerah-seiring otonomi daerah-dinamika yang kencang juga terjadi secara
sporadic di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Isu-isu nasional seolah-olah
sedang berlomba-lomba dengan isu-isu lokal yang seakan tak mau kalah meriahnya.
Mengamati dinamika ini,
saya kira menjadi menarik untuk memprediksikan bentuk bangsa dan Negara ini ke
depan. Acuan yang digunakan adalah teori-teori tentang perubahan sosial yang
secara khsus mengamati berbagai fenomena dalam kehidupan sosial masyarakat.
Perubahan sosial budaya
adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu
masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan
penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya
terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain
seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal
seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor
yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan
komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat
masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam
masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika
terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Menurut kamus Besar
Bahasa Indonesia perubahan berarti hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran.
Sedangkan sosial adalah hal yang berkenaan dengna masyarakat.
Perubahan sosial adalah berubahnya struktur atau susunan sosial
(kemasyarakatan) dalam suatu masyarakat. Perunahan tersebut merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap tatanan masyarakat, perubahan itu
juga terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin
berubah dari satu keadaan kepada keadaan lain yang lebih baik. Pudjiwati
Sajagyo mengutip pendapat Hirschman yang mengatakan bahwa kebosanan manusia
adalah penyebab suatu perubahan.
Manusia sering tidak
puas dan bosan pada satu keadaan dan berusaha untuk mencari cara atau
alternatif lainnya untuk menghilangkan kebosanannya dan menemukan cara baru
yang lebih menyenangkan, mudah dan murah. Bisa kita lihat pada revolusi
teknologi transportasi yang demikian canggih hingga berakibat pada perubahan
pola mobilisasi manusia.
Ruang lingkup perubahan
sosial meliputi unsur-unsur budaya materiil dan immateriil, artinya setiap
unsur budaya masyarakat yang bersifat materiil dan immateriil (sprituil) juga
rentan atau cendrung terhadap perubahan. Berbeda dengan apa yang disampaikan
oleh Kingsley Davis yang mengartikan perubahan sosial sebagai
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat, sehingga
akan disebut suatu perubahan sosial kalau tatanan dan fungsi dalam masyarakat
yang berubah. Sebagai contoh ketika muncul persatuan pekerja atau organisasi
buruh yang dalam masyarakat kapitalis menyebabkan perubahan hubungan antara
pekerja dengan majikan yang kemudian berimplikasi juga pada berubahnya
organisasi ekonomi atau bahkan politik (pada negara tertentu ada yang berubah
menjadi partai politik, misalnya partai buruh di Inggris).
Soerjono Soekamto dalam
bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, mengutip pendapat Gillin dan Gillin tentang
perubahan sosial sebagai suatu variasi dari suatu cara hidup yang telah ada dan
diterima dalam suatu masyarakat, baik karena perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi (susunan) penduduk, ideologi ataupun
juga karena adanya difusi maupun penemuan-penemuan teknologi terbaru dalam
suatu masyarakat. Jadi jika suatu masyarakat mengadakan atau melakukan suatu
variasi atau cara lain dari kebiasaan yang sudah ada, maka hal itu dinamakan
perubahan.
Konsep perubahan sosial
adalah fenomena yang rumit, dalam arti menembus ke berbagai tingkat kehidupan
sosial. Dan jika ada suatu defenisi tentang perubahan sosial yang mencakup
seluruh aspek kehidupan sosial, maka hal itu benar saja. Karena, pada
keseluruhan aspek kehidupan yang terjadi dalam susunan sosial, sistem sosial,
dan organisasi sosial masyarakat.
Dari beberapa pendapat
tersebut dapat dikatakan bahwa perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi
pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial, yang mana termasuk didalamnya
aspek kebudayaan juga nilai-nilai, norma, kebiasaan, kepercayaan, tradisi,
sikap, maupun pola tingkah laku dalam suatu masyarakat. Atau jika kita melihat
adanya perbedaan keadaan yang terjadi sekarang dalam suatu masyarakat jika
dibandingkan dengan keadaannya dahulu, maka hal itu dapat dikatakan bahwa dalam
struktur sosial masyarakat tersebut telah berubah.
Banyak yang berpendapat
bahwa kecendrungan terjadinya suatu perubahan pada masyarakat merupakan
penomena yang wajar sebagai akibat dari pergaulan hidup, dan banyak pakar yang
mengemukakan pendapat bahwa perubahan sosial terjadi sebagai akibat adanya
perubahan yang terjadi dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan dalam
suatu masyarakat, seperti perubahan ekonomi, kebudayaan dan teknologi, politik,
geografis dan sebagainya, yang pada dasarnya bermuara pada kesimpulan bahwa
perubahan merupakan suatu mata rantai kejadian yang melingkar dan tidak
terputus.
Pada term norma dan perubahan
sosial, maka jika norma adalah dasar dari keteraturan kehidupan sosial, maka
perubahan sosial, yakni yang merupakan perubahan dalam struktur masyarakat,
terjadi sebagai akibat dari perubahan dalam norma-norma sosial tersebut.
Sehingga ketika norma dalam suatu struktur masyarakat telah berubah maka
perubahan dalam masyarakat tersebut telah terjadi.
Pendapat Pitirim A.
Sorokin yang meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingakran perubahan
sosial, namun perubahan tetap ada dan yang paling penting adalah lingkaran
terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari, dan dengan jalan tersebut
barulah dapat diperoleh suatu generalisasi tentang lingakran perubahan sosial
tersebut.
Sebelum membahas
pengertian Pendidikan , perlu kita mengetahui dahulu tentang arti pendidikan,
menurut Badan PBB yang bernama UNESCO bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang
dilakukan manusia dewasa untuk mengembangkan kemampuan anak memalui bimbingan,
mendidik dan latihan untuk peranannya di masa depan. Pendidikan merupakan proses
memberdayakan atau juga mengembangkan potensi setiap manusia, usaha mewujudkan
potensi kreatif dan tanggungjawab kehidupan termasuk tujuan pribadinya.
Adapun Pendidikan
yaitu sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan kepada seseorang untuk
memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah
menjiwai dan mewarnai kepribadiannya. Pengertian lainnya mengatakan bahwa
Pendidikan merupakan pewarisan dan perkembangan budaya manusia yang
bersumber dan berpedoman pada ajaran Islam sebagai yang termaktub dalam
al-Qur’ân dan terjabar dalam Sunnah Rasul, jadi yang dimaksudkan dengan
Pendidikan adalah dalam rangka terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran Islam Dengan demikian ciri yang membedakan antara Pendidikan
dengan pendidikan lain, yaitu adanya penggunaan ajaran Islam sebagai pedoman
dalam proses pewarisan dan pengembangan budaya ummat manusia atau masyarakat
tersebut.
Dapat dikatakan bahwa
seseorang yang mendapatkan Pendidikan harus mampu hidup dalam kedamaian dan
kesejahteraan sebagaimana diharapkan oleh cita-cita Islam, dengan kata ketika
seseorang yang menerima Pendidikan maka ia menjalankan kehidupannya
sesuai dengan koridor ajaran Islam, yaitu al-Qur’ân dan Hadits. Dengan demikian
pengertian Pendidikan adalah suatu sistem pendidikan yang mencakup
seluruh aspek kehidupan yang diperlukan seorang hamba Allah, sebagaimana Islam
telah menjadi pedoman dalam seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat
duniawi dan terlebih ukhrawi.
B.
Pengaruh Perubahan
Sosial Budaya Terhadap Pendidikan
Aspek sosial
dalam pendidikan sangat berperan pada pendidikan begitu pun dengan aspek budaya
dalam pendidikan. Malah dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak
dimasuki unsur budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar
mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk
yang dikerjakan juga budaya. Berikut akan dibahas mengenai sosial dan budaya
pada pendidikan, sebagai berikut :
1. Sosiologi dan
Pendidikan
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam
kelompok-kelompok dan struktur
sosialnya. Dalam sosiologi, perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai.
Sosiologi berpandangan bahwa perilaku itu tidak bebas, melainkan mengikuti pola
yang kontinu dan diatur oleh nilai-nilai yang ada di masyarakat. Secara garis
besar ada empat sumber nilai, yaitu norma-norma, agama, peraturan dan
perundang-undangan, dan pengetahuan. Sekolah-sekolah harus memperhatikan
pengembangan nilai-nilai ini pada anak-anak di sekolah. Wuradji mengatakan (1)
sekolah sebagai kontrol sosial, yaitu untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan
jelek pada anak-anak kala di rumah maupun di masyarakat dan (2) sekolah sebagai
pengubah sosial, yaitu untuk menyeleksi nilai-nilai, menghasilkan warga negara
yang baik, dan menciptakan ilmu serta teknologi baru.
Untuk
mewujudkan cita-cita pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosiologi. Konsep
atau teori sosiologi memberi petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana
seharusnya mereka membina para siswa agar mereka bisa memiliki kebiasaan
hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab sesama teman.
Pendidikan adalah suatu
bentuk dari perwujudan seni dan budaya manusia yang terus berubah (berkembang)
dan sebagai suatu alternatif yang paling rasional dan memungkinkan untuk
melakukan suatu perubahan atau perkembangan. Dan sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur
dan fungsi dalam sistem sosial, yang mana termasuk didalamnya adalah
pendidikan, karena pendidikan ada dalam masyarakat, baik itu pendidikan formal,
informal, maupun non formal (ada istilah lain yang menyebutkan ketiga istilah
tersebut, yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah), dan perubahan
sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat sangat berpengaruh terhadap
pendidikan, dan tidak terkecuali Pendidikan.
2. Kebudayaan dan
Pendidikan
Kebudayaan
menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran
Manan, 1989)
Hassan (1983)
misalnya mengatakan kebudayaan berisikan : (1) norma-norma, (2) folkways yang
mencakup kebiasaan, adat, dan tradisi, dan (3) mores. Sementara itu Imran Manan
(1989) menunjukkan lima komponen kebudayaan sebagai berikut : (1) Gagasan, (2)
Ideologi, (3) Norma, (4) Teknologi, dan (5) Benda. Agar menjadi lengkap, perlu
ditambah beberapa komponen lagi yaitu : (1) Kesenian, (2) Ilmu dan (3)
Kepandaian.
Kebudayaan
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu : (1) Kebudayaan umum, misalnya
kebudayaan Indonesia, (2) Kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali,
Sunda, Nusa Tenggara Timur dan sebagainya dan (3) Kebudayaan popular,
yaitu suatu kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih pendek
daripada kedua macam kebudayaan terdahulu.
Fungsi
kebudayaan dalam kehidupan manusia adalah : (a) Penerus keturunan dan pengasuh
anak, (b) Pengembangan kehidupan berekonomi, (c) Transmisi budaya, (d)
Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha esa, (e) Pengendalian
sosial, (f) Rekreasi
Perubahan kebudayaan disebabkan oleh :
(a) Originasi atau penemua-penemua baru, (b) Difusi atau percampuran budaya
baru dengan budaya lama, (c) Reinterpretasi atau modifikasi kebudayaan agar
sesuai dengan keadaan zaman.
Upaya bangsa Indonesia
untuk memberantas kebodohan dengan mewajibkan pendidikan dasar sembilan
tahun adalah satu upaya untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi. Seiring dengan berubahnya kebutuhan
masyarakat akan pendidikan yang mampu membekali diri mereka dengan pengetahuan
dan keterampilan yang nantinya dpat digunakan atau dipraktikkan dalam kehidupan
nyata, maka perubahan sosial sebagai akibat dari perubahan orientasi pendidikan
juga akan terjadi.
Jika kita melihat
perubahan sosial sebagai dampak dari berkembangnya teknologi adalah dengan
sangat mudahnya mengakses internet yang bagi masyarakat yang tidak agamis dapat
digunakan untuk hal-hal yang negatif, kita juga bisa menyaksikan banyaknya
kecurangan-kecurangan, ketidak jujuran, dan banyak perbuatan negatif yang
bertentangan dengan norma agama Islam sebagai dampak dari perubahan sosial,
karenanya sangat diperlukan sistem Pendidikan yang dapat mempersiapkan
manusia (masyarakat) untuk tidak melakukan perbuatan tersebut.
Dampak lain dari
terjadinya perubahan sosial terhadap Pendidikan adalah dengan terus
dikembangkannya kurikulum yang mampu menjawab tantangan perubahan, juga
berdampak pada perubahan sistem manajemen pendidikan yang berorientasi pada
mutu (quality oriented), yaitu tuntutan akan peningkatan kualitas
pembelajaran yang berkelanjutan menuju kepada pembelajaran unggul sehingga
menghasilkan output yang berkualitas.
Perubahan sosial yang
terjadi pada suatu masyarakat sangat berpengaruh pada pendidikan dan Pendidikan
pada khususnya, namun tidak semua perubahan sosial yang terjadi berdampak
positif, tetapi ada juga perubahan sosial yang menghasilkan akbit buruk bagi
dunia Pendidikan , berikut sisi positif dan negatif dari suatu perubahan sosial
terhadap Pendidikan :
1. Dampak positif
Sisi positif dari sebuah
perubahan sosial bagi Pendidikan adalah dapat meningkatnya taraf
Pendidikan dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat menghasilkan manusia
yang siap menghadapi perubahan sosial tersebut dengan mengacu pada
ajaran-ajaran Islam.
2. Dampak negatif
Sedangkan dari sisi
negatif dari suatu perubahan sosial terhadap Pendidikan adalah
ketidaksiapan Pendidikan menerima perubahan yang begitu cepat dan
drastis, artinya lembaga Pendidikan harus lebih siap dalam menghadapi
perubahan sosial yang semakin berkembang dan terus menerus berubah.
Apalagi dengan
berkembangnya teknologi yang begitu pesat yang membuat banyaknya pengaruh
budaya dari luar yang merasuk pada kehidupan dan cara hidup anak-anak muslim.
Siaran televisi dan akses internet yang sudah bisa dilakukan dimana saja,
menjadi tantangan tersendiri bagi Pendidikan untuk mengantisipasinya,
jika Pendidikan tidak siap terhadap perubahan tersebut maka,
Pendidikan akan tergusur, tetapi tidak jika para pegiat Pendidikan
senantiasa berinnovasi dan berkreasi dalam mengantisipasi perbuhan tersebut,
dengan tentunya tidak terlepas dari tuntunan ajaran Islam.
Pengaruh perubahan
sosial yang lainnya terhadap Pendidikan adalah terjadinya transformasi
pemikiran dalam Pendidikan, seiring dengan perubahan-perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat. Sehingga Pendidikan juga mengalami perubahan.
Hal ini terjadi karena adanya persepsi bahwa Islam sebagai penghambat
perubahan, Islam dituduh sebagai tatanan nilai yang tidak bisa berdampingan
dengan kemajuan dan sains modern. Jelas semua anggapan tersebut salah karena
ajaran Islam sangat sesuai dengan perkembangan zaman dan mendukug perkembangan
sains (sains yang value bound, bukan yang free of value), karena
pada hakekatnya perkembangan dan kemajuan sains harus sesuai dengan harkat dan
martabat manusia.
Dalam hal yang lebih
kongkrit pengaruh perubahan sosial terhadap Pendidikan adalah ketika
perubahan sosial membawa kepada perbaikan ekonomi masyarakat dan menuntut mereka
untuk memenuhi kebutuhan akan hasil teknologi seperti komputer/laptop, maka
ketika seorang anak yang mendapat tugas dari gurunya untuk membuat karya tulis
sederhana yang bahannya tersedia lewat internet, maka secara langsung dan jelas
perubahan sosial.
Kita juga melihat
perkembangan lembaga Pendidikan yang berorientasi pada IPTEK sebagai
hasil dari berubahnya masyarakat, sehingga banyak visi sekolah/madrasah yang
mengedepankan orientasi IPTEK, karena disisi lain masyarakat juga menuntut
lembaga pendidikan yang mengikuti perkembangan dan mampu mempersiapkan anak
mereka untuk menghadapi masa depan. Jelas, bahwa perubahan sosial yang terjadi
sangat berdampak pada Pendidikan .
Pesantren modern adalah
salah satu bentuk lembaga Pendidikan yang mencoba mengakomodasi keinginan
masyarakat akan mutu manusia yang beriman sekaligus juga berwawasan keilmuan,
sehingga selain dipelajari bahasa Arab sebagai modal utama dalam mengkaji ilmu
keislaman dari sumber yang menggunakan bahasa Arab, juga bahasa asing dunia
lainnya terutama bahasa Inggris sebagai antisipasi terhadap perubahan sosial
yang mengedepankan kemampuan individu yang komprehensif.
Bahkan banyak
sekolah/madrasah yang diberi lebel “Model” yang oleh pemerintah disiapkan untuk
membentuk dan menyiapkan sumber daya manusia yang Islami sekaligus tidak gagap
teknologi dan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah lembaga
Pendidikan juga berubah atau berkembang menurut keadaan masyarakat, kalau
pada saat Islam masuk dan berkembang di Nusantara, Islam diajarkan melalui
lembaga surau, namun ketika masyarakat berubah, maka Islam sekarang juga
diajarkan melalui pendidikan formal (jalur sekolah).
Perubahan sosial budaya
yang terjadi di lingkungan dapat saja mempengaruhi pelaksanaan prinsip-prinsip
Pendidikan di masayarakat tersebut, karena prinsip-prinsip tersebut bisa
saja tidak berjalan dengan baik karena perubahan sosial yang terjadi, misalnya
berubahnya pola pikir masyarakat dari orientasi agama kepada orientasi dunia
kerja, sehingga Pendidikan dimasayarakat sering kali terpinggirkan,
menjadi marjinal, dan tidak menjadi pilihan pertama.
Hal tersebut juga
mungkin saja dikarenakan bahwa lembaga pendidikan yang melaksanakan
Pendidikan di masayarakat tidak mengantisipasi perubahan sosial tersebut,
karena bisa saja Pendidikan dimasayarakat mempersiapkan SDM/lulusan yang
siap kerja dan siap membuka lapangan pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Perubahan sosial budaya
adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu
masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan
penyebab dari perubahan.
Menurut kamus Besar Bahasa
Indonesia perubahan berarti hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran.
Sedangkan sosial adalah hal yang berkenaan dengna masyarakat.
Perubahan sosial adalah berubahnya struktur atau susunan sosial
(kemasyarakatan) dalam suatu masyarakat. Perunahan tersebut merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap tatanan masyarakat, perubahan itu
juga terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin
berubah dari satu keadaan kepada keadaan lain yang lebih baik. Pudjiwati
Sajagyo mengutip pendapat Hirschman yang mengatakan bahwa kebosanan manusia
adalah penyebab suatu perubahan.
|
|
Perubahan sosial budaya
yang terjadi di lingkungan dapat saja mempengaruhi pelaksanaan prinsip-prinsip
Pendidikan di masayarakat tersebut, karena prinsip-prinsip tersebut bisa
saja tidak berjalan dengan baik karena perubahan sosial yang terjadi, misalnya
berubahnya pola pikir masyarakat dari orientasi agama kepada orientasi dunia
kerja, sehingga Pendidikan dimasayarakat sering kali terpinggirkan,
menjadi marjinal, dan tidak menjadi pilihan pertama
Aspek sosial
dalam pendidikan sangat berperan pada pendidikan begitu pun dengan aspek budaya
dalam pendidikan.
Untuk
mewujudkan cita-cita pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosiologi. Konsep
atau teori sosiologi memberi petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana
seharusnya mereka membina para siswa agar mereka bisa memiliki kebiasaan
hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab sesama teman.
B. Saran
Kepada semua stake holder disekolah
agar senantiasa melakukan inovasi dalam pendidikan guna mengantisipasi tuntutan
masyarakat akan sekolah yang baik dengan indikasi bahwa sekolah tersebut
tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi sebagai akibat dari kemajuan
teknologi yang pesat.
DAFTAR PUSTKA
Arifin, H. M. ,IlmuPendidikan, (Jakarta: BumiAksara,
2003)
Fauzan, 2009, Landasan Sosial Budaya
Sosial Budaya Pendidikan,http://defauzan.wordpress.com, di akses
18-03-2011.
Tirtosudarmo, Riwanto, DinamikaPendidikandanKetenagakerjaanPemuda
di Indonesia, (Jakarta: PT. GramediaWidiasarma Indonesia, 1994)
Wahyu, Dr. H., MS, MemahamiPerubahanSosial:
AplikasiTeknikPengendaliandanAnalisisLingkunganOrganisasi, (Banjarmasin;
MakalahDisampaikanpadaAcaraPelatihanKepemimpinanMahasiswa Regional Kalimantan,
tgl. 2 s.d. 6 September 2007)
Yasmadi, ModernisasiPesantren
(KritikNurcholishMadjidTerhadapPendidikan Islam Tradisional), (Jakarta:
Quantum Teaching, 2004)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silakan